Saktinya Gayus Halomoan Tambunan yang seolah mampu mempermainkan sistem dan pranata hukum di negeri ini menjadi inspirasi utama buat Bona Paputungan (32). Kesaktian Gayus menjadi bahan utama buatnya mencipta sebuah lagu balada yang bercerita soal borok hukum Indonesia lewat sosok Gayus tentunya.
Bukan tanpa alasan Bona menciptakan balada lembut namun sarat sindiran tersebut. Pribadinya pernah merasakan sendiri bagaimana hukum dapat dibeli dengan uang. Maklum, Bona pernah merasakan ‘siksa’ di LP Kelas II A di Kota Gorontalo karena terjerat kasus KDRT. Ia mendekam di penjara itu sejak 11 Maret 2010 dan bebas pada 5 Januari.
Pengalaman di dalam penjara tersebutlah yang ia rekleksikan lewat lirik-lirik lagu Andai Ku Gayus. Beragam prilaku kekerasan di penjara ia terima mulai dari bonyok di hajar pentungan seorang sipir hingga ‘salam perkenalan’ para tahanan.
Resah menahan sakit, Bona harus dihadapkan pada kenyataan bahwa perlakuan berbeda yang jauh lebih manusiawi diberlakukan pada tahanan yang terjerat kasus korupsi. Tak mampu berbuat banyak atas keadaan tersebut, Bona menuangkan semua gundahnya dalam bait-bait lagu. Sebanyak 10 lagu, termasuk lagu Andai Ku Gayus tercipta dalam waktu satu minggu empat hari.
Selain balada Andai Ku Gayus, Bona juga mencipta sebuah lagu berjudul Markus yang terinspirasi dari polah seorang jaksa yang berjanji bisa membuatnya bebas saat Bona baru masuk penjara, pastinya dengan bayaran tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar