Hindari Remaja dari Salah Kaprah Seks


Anonim | Sabtu, September 04, 2010 |

ORANG TUA dan pendidik musti bahu membahu mengajari anak terkait pendidikan seks. Jangan sampai anak mendapatkannya dari berbagai media massa sehingga makin membuat mereka bingung dan akhirnya salah langkah.

Dengan meningkatnya kemajuan teknologi, menjadikan insan manusia tak terkecuali anak-anak dapat mengakses informasi apapun dan di manapun dengan mudah melalui media massa elektronik. Apalagi, ditengarai anak-anak dewasa ini menghabiskan lebih dari tujuh jam sehari terpaku menyaksikan acara favorit di layar televisi atau online di internet.

Jika digunakan dengan baik dan tepat, sebenarnya dapat memberikan manfaat positif. Tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan dan salah kaprah tentu dapat berdampak negatif, terutama menyangkut pengetahuan soal seks. Dalam acara televisi dan dunia maya, anak-anak banyak disuguhi secara gamblang maupun eksplisit berbagai macam pesan-pesan yang sepertinya tidak nyata dan membingungkan tentang apa itu seks, seksualitas, dan alat kontrasepsi.

Orang tua, dokter anak, dan pendidik di sekolah seharusnya bersama-sama bahu membahu meningkatkan upaya untuk mengatasi dampak negatif anak-anak dari tren dunia modern ini. Pernyataan ini merupakan kebijakan revisi yang dikeluarkan oleh The American Academy of Pediatrics beberapa waktu lalu. Rekomendasinya sendiri akan diterbitkan pada edisi September jurnal Pediatrics.

”Orang tua perlu menyadari bahwa medialah yang mengajarkan anak-anak tentang seks. Jika mereka tidak mendorong sekolah untuk mengajarkan pendidikan seks yang komprehensif, maka anak-anak akan belajar banyak hal yang orang tua tidak senang dengan cara tersebut,” ujar Victor C Strasburger MD, kepala divisi kedokteran remaja di University of New Mexico, Albuquerque, Amerika Serikat, seperti dikutip laman webmd.com.

Kata Strasburger, saat ini banyak sekolah yang sudah memiliki kurikulum pendidikan seks di mana menentang anak untuk melakukan hubungan seks sebelum waktunya. Padahal, media sendiri menggambarkan seks dan seksualitas tanpa konsekuensi. Tidak heran, hubungan seks pada usia dini masih tinggi. Satu dari empat remaja Amerika Serikat telah menderita penyakit menular seksual (PMS). Amerika Serikat memiliki tingkat kehamilan remaja tertinggi di belahan bumi barat.

Orang tua juga seharusnya mulai mengambil langkah lebih lanjut dengan membatasi menonton TV menjadi kurang dari dua jam sehari dan menjaga agar siaran TV atau internet keluar dari kamar tidur anak-anak. ”Selain itu, menonton TV dan film bersama anak atau remaja Anda bisa menjadi cara yang bagus untuk membicarakan sesuatu subjek yang kontroversial,” saran Strasburger.

”Pendidikan seks dimulai dari menit pertama mereka mulai mengganti popok dan apa yang mereka amati soal alat kelamin. Sampai persoalan apakah orang tua harus keluar dari kamar mandi saat anak berada di sana, berjalan di sekitar rumah dengan telanjang atau setengah telanjang, atau soal mukanya yang bersemu merah ketika wanita seksi muncul di TV,” kata dia. ”Itu semua pendidikan seks dan anak-anak adalah spons kecil yang menyerap semuanya,” imbuh Strasburger.

Rekomendasi baru dari The American Academy of Pediatrics yang terakhir diperbaharui pada 2001, memberi masukan buat pelaku industri hiburan untuk menghasilkan konten tayangan terkait seksualitas yang lebih bertanggung jawab dan fokus pada hubungan antarmanusia, bukan hanya kegiatan seksual. Mereka juga mendesak pengiklan agar berhenti menggunakan materi seks untuk promosi dan secara khusus menekankan bahwa iklan untuk disfungsi ereksi (DE) tidak boleh disiarkan sebelum jam 10 malam.

”Iklan tersebut membingungkan,” kata Strasburger. ”Ini sangat mubazir menghabiskan setengah miliar dolar untuk beriklan obat DE, tetapi tidak mampu untuk mengiklankan pil KB, kondom, atau kontrasepsi darurat,” ungkap Strasburger. Walaupun ada iklan terkait alat kontrasepsi oral, tetapi hal itu lebih fokus pada program pencegahan kehamilan seperti sindrom pramenstruasi. Kondom juga hanya diiklankan sebagai alat untuk mencegah penyakit menular seksual, bukan kehamilan.

”Kita harus mengambil kembali agenda besar itu,” ungkap Diane Levin PhD, seorang profesor pendidikan di Wheelock College di Boston, Amerika Serikat, dan penulis buku “So Sexy, So Soon”. ”Media menyebarkan pengetahuan seks yang sangat merusak esensi pendidikan seks bagi remaja itu sendiri. Kita harus berjuang untuk mengajarkan ilmu yang tepat di sekolah. Ini sangat menakutkan,” kata dia. ”Orang tua dan sekolah harus segera bekerja sama,” tuturnya lagi.

Kimberly Spector, seorang pendidik kesehatan remaja di Los Angeles, Amerika Serikat mengatakan bahwa orang tua dan guru juga harus memikirkan bagaimana cara untuk bermitra dengan media. ”Kita perlu mencari cara yang pas untuk bekerja sama dengan media untuk mendidik kaum muda,” kata Spector. ”Mungkin saat berlangsungnya adegan seks, pihak TV akan menayangkan informasi alamat situs webyang terkait. Mungkin juga situs musik bisa bergabung dengan web kesehatan seksual,” ujar dia.

”Sebagai masyarakat, kita harus mengambil setiap kesempatan untuk menanamkan pengalaman yang berguna kepada remaja dengan informasi yang mereka butuhkan untuk melengkapi pemahaman mereka tentang seks dan seksualitas,” kata dia.

sumber okezone

0 komentar:

Posting Komentar

 
revo_blitar © 2012 Design by Best Game Blogger Templates | Sponsored by HQ Wallpapers