Sebenarnya produk yang paling pas untuk disandingkan adalah Ducati 1198 Biposto yang dibandrol 430 juta otr. Hanya saja mengingat harga Aprilia RSV4 yang mencapai 600 juta, tidak ada salahnya membandingkan dengan 1198S alias varian hi-end dari 1198 standar. Fitur dasar motor ini sama persis dengan yang ditawarkan RSV4 hanya saja keberadaan DTC alias ducati Active Traction Control yang belum dimiliki superbike manapun kecuali BMW S1000RR yang akan segera di launching memberi nilai plus motor ini dibanding Aprilia. Namun karena modelnya sudah terlalu akrab melalui model terdahulu (848, 1098, 1098/s/r/tricolore) penampilan dan performa standar 1198S kalah greget dibanding RSV4. Namun sebenarnya berdasarkan spesifikasi yang dimiliki 1198S seharusnya dibandingkan dengan RSV4 Factory bukan RSV4 Standar.
Faktor X berperan !
Didalam dunia motor besar nasional, Faktor “X” yang dimaksud adalah tiga faktor non teknis tersebut, namun amat berpengaruh pada penjualan motor tersebut. Faktor tersebut antara lain : Faktor Komunitas ,Faktor Brand Image dan Faktor After sales service & Background ATPM.Dan disini kita bisa melihat secara langsung ukuran dan gambaran penjualan motor tersebut. Dari sini kita bisa melakukan perbandingan karena dalam dunia Motor Besar bagaimanapun Harga tetap menjadi faktor penentu!
1 .Faktor Komunitas
Keberadaan komunitas bagi pemilik Motor besar – Superbike amat vital. Karena mayoritas pemilik Superbike – motor besar memilih sebuah motor atas dorongan dari teman yang berasal dari sebuah komunitas tertentu. Sehingga faktor utama pemilihan produk adalah faktor “for fun” dan pastinya keinginan seseorang untuk bisa bergaul menggunakan sarana motor alias big boys toys yang menjadi alasan utama pemilihan produk! Disnilah yang menjadi kelemahan RSV4. Ketiadaan komunitas resmi pencinta aprlia menjadikan motor ini tidak memiliki basis konsumen yang solid. Bahkan didalam komunitas motor besar umum seperti Vendetta Moto sekalipun calon konsumen RSV4 tidak saja harus dihadapkan dengan tawaran Ducati 1198S, tetapi mereka langsung diberi alternatif superbike jepang seperti CBR1000 RR Fireblade, YZF R1 09 dan GSXR K9 yang di bandrol jauh lebih murah
2.Brand Image
Brand image, faktor ini sudah barang tentu merupakan faktor sangat krusial dalam sisi marketing, apapun produknya. Konon kekuatan brand image ini bisa membuat sebuah produk menjadi sebuah Cult. Plus kelemahan faktor teknis bisa diminimalisir dengan kekuatan brand image tersebut. Aprilia memang cukup dikenal sebagai produsen motor sport ringan. Namun bukan produsen motor besar sejati. Apalagi status Aprilia yang merupakan produsen motor besar no2 italy kerap dibayang bayangi oleh Ducati. Akibatnya Aprilia RSV4 amat bergantung pada faktor teknis motor agar membuat produknya laku dipasaran.
3. Faktor After sales service & Background ATPM
Keraguan terbesar bagi konsumen sebelum membeli motor besar adalah keberadaan ATPM dan ketersediaan suku cadang. Sehingga hanya sedikit varian motor besar yang terbilang laris di indonesia. Aprilia sendiri terbilang baru bangkit dari kubur. Pasalnya seperti juga Cagiva, ATPM aprilia terhitung mati suri sejak tahun 2004. Ingatan tentang sulitnya mendapat suku cadang dimasa lampau, bahkan usaha mekanik “mengakali” keberadaan sparepart yang konon menjadi hal yang lumrah bisa menjadi tolak ukur tersendiri terhadap calon konsumen RSV4.
Verdict : Pilih Faktor Teknis atau Non Teknis ?
Bisa dibilang secara teknis Spesifikasi, Desain dan Performa Aprilia RSV4 diatas kompetitornya. Namun jika melihat dari keberadaan komunitas pendukung godaan calon konsumen memilih superbike dari brand lain dengan harga kompetitif menjadi faktor tersendiri. Sedangkan sewajarnya produk hi-end dimana brand image merupakan segala galanya juga dapat membelokan keinginan konsumen dan beralih ke produk laingya. Masalalu suram Aprilia di tanah air juga menjadi nilai minus tersendiri. Tetapi dibalik semua itu, konsumen Aprilia RSV4 akan lebih memahami terhadap pilihan dan resiko yang mereka ambil.
0 komentar:
Posting Komentar